Diskusi Mendalam Turost Ulama Nusantara: Kajian Kitab Majnunulloh
Blitar – Aula Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar menjadi saksi terselenggaranya diskusi ilmiah bertema Turost Ulama Nusantara pada Rabu, 13 Agustus 2025. Fokus kajian kali ini adalah pembahasan mendalam terhadap kitab Majnunulloh, sebuah karya monumental yang sarat nilai keilmuan dan spiritualitas, bersama K.R.T Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd (Dekan Fakultas Agama Islam UNU Blitar) akademisi sekaligus penerjemah kitab tersebut.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Pusat Religius Pluralistik Universitas Yudharta Pasuruan sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan khazanah literasi Islam klasik Nusantara. Hadir dalam acara tersebut Kepala Pusat Religius Pluralistik, Bapak Wiwin Fachrudin Yusuf, M.A., Kepala Devisi Turost, Bapak Abdul Muchit, M.Th.I., serta Kepala Devisi Religius Pluralistik, Bapak H. Ali Muhtarom, M.Pd.I.
Bapak Wiwin Fachrudin Yusuf, M.A., dalam sambutannya, menegaskan komitmen Pusat Religius Pluralistik untuk terus menghadirkan forum-forum akademik yang membumikan turost ulama Nusantara ke dalam ranah pendidikan, sosial, dan budaya.
“Kami ingin menjadikan warisan ulama Nusantara bukan sekadar arsip, tetapi sumber inspirasi yang dapat menguatkan moderasi beragama, toleransi, dan kearifan lokal,” ungkapnya.
Diskusi ilmiah ini tidak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga menjadi momentum mempererat jaringan antar lembaga dalam menghidupkan tradisi keilmuan Islam Nusantara di era modern.
Acara ini dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, peneliti, dan pemerhati kajian keislaman yang antusias mendalami warisan intelektual ulama terdahulu. Dalam paparannya, K.R.T Dr. Arif Muzayin Shofwan menekankan pentingnya memahami turost (warisan) bukan hanya sebagai dokumen sejarah, tetapi juga sebagai panduan moral, sosial, dan spiritual yang relevan di era modern.
"Kitab Majnunulloh bukan sekadar teks keagamaan, tetapi cerminan kedalaman berpikir ulama Nusantara yang menggabungkan keteguhan akidah, keluasan fikih, dan kehalusan akhlak. Tugas kita adalah merawat dan mengontekstualisasikan pesan-pesan tersebut agar tetap hidup di tengah masyarakat," ungkap Dr. Arif.
Diskusi berlangsung interaktif, di mana peserta berkesempatan mengajukan pertanyaan seputar metodologi penerjemahan, konteks sejarah penulisan, hingga relevansi kitab tersebut dalam membentuk karakter generasi muda Muslim. Beberapa mahasiswa mengungkapkan kekaguman mereka terhadap kekayaan bahasa dan kedalaman makna yang terkandung di dalamnya.
Dekan Fakultas Agama Islam UNU Blitar, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap diskusi semacam ini dapat rutin diadakan untuk menghidupkan kembali tradisi literasi Islam klasik di lingkungan akademik.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian program penguatan kajian turost yang diinisiasi oleh UNU Blitar, sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan khazanah intelektual Islam Nusantara.